Komunikasi Interpersonal : Definisi Ahli, Tujuan, Fungsi, Dimensi, Model, Prinsip, Strategi, Daftar Pustaka

Komunikasi Interpersonal Definisi Ahli, Tujuan, Fungsi, Dimensi, Model, Prinsip, Strategi

Definisi Komunikasi Interpersonal Menurut Ahli 

Menurut ahli Trenholm dan Jensen mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka. Sifat dari komunikasi ini yakni spontan dan informal, saling menerima feedback secara maksimal, dan partisipan berperan fleksibel (Karel, 2014).

Menurut ahli Devito (2014) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah interaksi penyampaian dan pertukaran pesan antara dua orang baik secara verbal maupun non verbal. Dengan demikian komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antar pribadi atau komunikasi yang penyampaian isi pesannya lebih luas dan mendalam antara dua orang. Aturan yang digunakan merupakan aturan personal, berbanding menggunakan aturan yang terdapat pada masyarakat. Pertukaran infomasi pun menggunakan berbagai macam emosi dan pembukaan diri.

Menurut Little john, komunikasi interpersonal adalah komunikasi individu-individu. Sedangkan menurut Hardjana komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua orang atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima serta menanggapi secara langsung pula (Suranto, 2011).

Kalau menurut Deddy Mulyana (2005) menyatakan: “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005).

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2004)

Tujuan Komunikasi Interpersonal

Menurut Purwanto (2006), ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam komunikasi antarpribadi, antara lain:
  1. Menemukan
  2. Berbagi pengalaman 
  3. Menumbuhkan simpati
  4. Menumbuhkan motivasi
  5. Melakukan kerjasama
  6. Untuk meyakinkan
  7. Menyampaikan informasi
Adapun tujuan komunikasi interpersonal menurut Muhammad dalam Budiamin (2011) sebagai berikut:
  1. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk berbicara tentang apa yang disukai atau mengenai diri sendiri.  
  2. Menemukan dunia luar, tujuan komunikasi interpersonal ini memandang bahwa melalui komunikasi ini seseorang akan melakukan interaksi dengan dunia luar atau lingkungan. Hal ini menjadikannya untuk memahami lebih baik dunia luar, dengan objek, kejadian-kejadian dan orang lain.  
  3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, melalui komunikasi interpersonal ini akan membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Selain itu akan terbentuk suatu jalinan yang didasarkan karena perasaan ketertarikan antara pihak yang melakukan komunikasi. 
  4. Berubah sikap dan tingkah laku, komunikasi interpersonal juga memberikan tujuan sebagai alat untuk pihak lain sehingga dapat merubah hidup seseorang. 
  5. Untuk bermain dan kesenangan komunikasi interpersonal juga dapat digunakan untuk bermain, mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan. 
  6. Untuk membantu, tujuan ini menggap bahwa komunikasi interpersonal dapat digunakan dalam kegiatan professional mereka untuk membantu klien yang menemui kesulitan – kesulitan dalam pekerjaan.  

Fungsi Komunikasi Interpersonal

Menurut Devito (2015), Interpersonal komunikasi, baik face to face atau online, memberikan berbagai tujuan. 5 Tujuan diantaranya bisa di identifikasi sebagai berikut  :
a. Untuk belajar
  • Komunikasi interpersonal memungkinkan kita untuk belajar, terlebih untuk lebih memahami dunia luar lewat objek, peristiwa, dan orang lain. Bahkan, keyakinan, sikap, dan nilai yang kita miliki mungkin dipengaruhi oleh pertemuan antarpribadi daripada oleh media atau bahkan oleh pendidikan formal. Namun, yang paling penting, komunikasi interpersonal membantu kita belajar tentang diri kita sendiri. 
b. To Relate (Untuk menghubungkan)
  • Dalam komunikasi interpersonal, kita dapat mengkomunikasikan sebuah rasa pertemanan atau cinta. Dalam waktu yang sama juga, orang lain akan merespon pesan pertemanan dan cinta tersebut. Oleh sebab itu, komunikasi interpersonal dapat menghubungkan satu pribadi terhadap pribadi lainnya
c. Untuk mempengaruhi
  • Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita sebagai individu mempengaruhi antar satu dengan yang lainnya. Tak jarang juga kita sebagai individu mengikuti trend yang sedang ada. Hal ini jelas dipengaruhi dari komunikasi interpersonal yang kita lakukan sehari-hari
d. To Play
  • Fungsi bermain dimaksudkan dengan komunikasi yang santai dan lebih kearah non-formal. Melakukan bercandaan, menceritakan pengalaman lucu, dan lain lain.
e. Untuk membantu
  • Dalam fungsi membantu ini, dapat digunakan disaat ketika ada relasi yang membutuhkan bantuan solusi, membutuhkan tempat cerita. Komunikasi interpersonal yang baik mampu membantu keadaan individu lain untuk menjadi lebih baik. 

Dimensi Komunikasi Interpersonal 

Dalam komunikasi Interpersonal ada beberapa dimensi yang memperngaruhi. Menurut DeVito (2013) komunikasi interpersonal yang efektif harus memenuhi kelima dimensi sebagai berikut:
1. Openness (Keterbukaan)
  • Sikap terbuka (open mindedness) memiliki pengaruh besar dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Untuk menunjukkan kualitas keterbukaan dari komunikasi interpersonal ini terdapat dua aspek, yakni aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap individu yang berinteraksi dengan orang lain, dan keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimulasi yang datang kepadanya. 
  • Keterbukaan juga berarti adanya kemauan untuk membuka diri pada hal-hal tertentu, agar mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran orang lain sehingga komunikasi mudah dilakukan, serta kemuan untuk menanggapi secara jujur dan terus terang terhadap apa yang disampaikan.  
2. Positiveness (Sikap Positif)
  • Sikap positif atau faktor percaya ini merupakan bagian yang penting. Bila seseorang mempunyai perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Bagaimana seseorang dapat berperilaku positif seperti berpikir positif terhadap dirinya maupun terhadap lawan bicaranya. 
  • Sikap positif maksudnya adalah bagaimana dapat mempercayai seseorang untuk melakukan kegiatannya sendiri tanpa harus selalu diawasi serta selalu berupaya untuk mencontohkan perilaku-perilaku positif. 
3. Emphaty (Empati)
  • Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain, kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain atau kemampuan memproyeksikan diri kepada diri orang lain. Dengan kata lain, kemampuan menghayati perasaan orang lain atau merasakan apa yang dirasakan orang lain, baik secara emosional maupun intelektual. 
  • Dalam hal ini sikap empati adalah bagaimana dalam berkomunikasi seseorang dapat merasakan dan mengerti kondisi setiap anggota dalam keluarga, serta memahami kondisi psikis dalam setiap situasi. Empati merupakan salah satu faktor yang menumbuhkan sikap percaya pada orang lain. 
4. Supportiveness (Sikap Mendukung)
  • Sikap mendukung adalah adanya sikap saling mendukung antar satu sama lain dalam tujuan agar pesan keduanya dapat tersampaikan dengan baik. Dalam hal ini, maksudnya adalah dalam berkomunikasi seseorang dapat menunjukkan sikap menyanggupi untuk mendengar perkataan setiap anggota yang sedang berbicara. Mampu memberikan masukan dan saran yang membangun, serta fokus dalam memperhatikan pembicaraan yang sedang terjadi. 
5. Equality (Kesetaraan / Kesamaan)
  • Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika orang-orang yang berkomunikasi di dalam suasana kesamaan. Kesamaan tersebut diantaranya adalah kesamaan-kesamaan kepribadian ataupun kedudukan antara pembicara dan pendengar. Komunikasi Interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada sesuatu untuk saling disumbangkan antara kedua belah pihak. Indikator kesetaraan meliputi : 
  1. Menempatkan diri setara dengan orang lain 
  2. Menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda 
  3. Mengakui pentingnya kehadiran orang lain 
  4. Komunikasi dua arah 
  5. Saling memerlukan 
  6. Suasana komunikasi yang akrab dan nyaman  

Model Komunikasi Interpersonal

Menurut Julia T Wood (2010) terdapat 3 model komunikasi interpersonal yang dibagi berdasarkan prosesnya. 3 model tersebut adalah model linear, model interaktif, serta model transaksional. Penjelasan dari ketiga model tersebut adalah:
1. Model Linear
  • Model pertama dalam komunikasi interpersonal adalah linear model yang merupakan proses komunikasi dimana satu orang bertindak pada orang lainnya. Ini adalah model verbal yang terdiri dari lima pertanyaan yang menggambarkan urutan tindakan yang membentuk komunikasi pada model ini yakni : siapa?, mengatakan apa?, menggunakan saluran apa? , kepada siapa, dengan efek seperti apa? 
  • Model komunikasi linier menggambarkan komunikasi mengalir hanya dalam satu arah dari pengirim ke penerima pasif. Hal ini menggambarkan bahwa pendengar tidak mengirim pesan dan hanya menyerap secara pasif apa yang dikatakan pembicara.
2. Model Interaktif
  • Pada model kedua yakni model interaktif menggambarkan komunikasi sebagai suatu proses di mana pendengar memberikan umpan balik, yang merupakan respons terhadap pesan. Selain itu, model interaktif mempercayai bahwa komunikator membuat dan menafsirkan pesan berdasarkan pengalam pribadi individu di sebelumnya. 
  • Ketika semakin banyak pengalaman yang dimiliki komunikator, semakin baik komunikasi yang terjalin dan dapat saling memahami. Ketika bidang pengalaman tidak cukup atau kurang, kesalahpahaman sangat mungkin terjadi diantara keduanya. B
3. Model Transaksional
  • Pada model ke 3 dalam komunikasi interpersonal, model transaksional tidak seperti model – model pada sebelumnya yang memberi label satu orang sebagai pengirim pesan dan yang lainnya adalah penerima pesan. Sebaliknya, kedua orang didefinisikan sebagai komunikator yang berpartisipasi secara setara dan sering dalam komunikasi proses.

Prinsip Komunikasi Interpersonal

Dalam proses komunikasi interpersonal menurut Julia T Wood (2010) diperlukan adanya beberapa prinsip yang dipegang agar komunikasi interpersonal lebih efektif, yakni :

Prinsip I : We Cannot not Communicate
Disaat kita sedang bersama orang lain, kita tidak dapat menghindari komunikasi yang akan terjadi. Bahkan jika kita memilih untuk diam, kita sudah melakukan komunikasi. Diam yang ditunjukkan oleh seseorang terhadap orang lain dapat dimengerti tergantung pada latar belakang budaya penerima pesan tersebut.

Prinsip II : Komunikasi Interpersonal merupakan ireversibel
Komunikasi Interpersonal merupakan sebuah proses yang tidak dapat diubah kembali prosesnya. Mungkin kita pernah berada didalam keadaan perdebatan yang sengit dimana kita kehilangan kesabaran dan mengatakan sesuatu yang disesali dan menyakiti hati orang lain. Ketika kita mencoba untuk memperbaiki kerusakan hubungan tersebut dengan meminta maaf serta menjelaskan apa yang telah kita katakan, hal ini tidak dapat mengubah keadaan komunikasi di masa lampau tersebut.

Fakta bahwa komunikasi tidak dapat diubah mengingatkan kita bahwa apa yang kita katakan dan lakukan itu penting dan memiliki dampak. Begitu kita mengatakan sesuatu kepada orang lain, kata-kata kita menjadi bagian dari hubungan. Mengingat prinsip ini membuat kita tetap sadar akan pentingnya memilih kapan harus berbicara dan apa yang harus dikatakan atau tidak dikatakan.

Prinsip III : Interpersonal Komunikasi melibatkan pertimbangan etis
Dalam ber Etika, kita mempelajari mengenai benar atau salahnya norma serta nilai-nilai yang berkembang. Komunikasi etis terjadi ketika seseorang menciptakan hubungan kesetaraan, ketika mereka saling memperhatikan satu sama lain, dan ketika komunikasi mereka menunjukkan bahwa mereka otentik namun tetap berempati satu sama lain. Karena komunikasi interpersonal memengaruhi kita dan orang lain, pertimbangan etis selalu menjadi bagian dari interaksi kita. Oleh sebab itu, dalam mencipatkan hubungan yang baik dengan orang lain, diperlukan pembelajaran mengenai pilihan- pilihan etis dalam berkomunikasi,

Prinsip IV : Tiap Individu membangun makna dalam komunikasi interpersonal
Dalam komunikasi interpersonal, tiap individu terus menerus  menafsirkan makna satu sama lain. Dalam hubungan yang erat / dekat, pasangan / kelompok secara bertahap mengoordinasikan makna sehingga mereka berbagi pemahaman tentang masalah dan perasaan yang penting bagi koneksi dan hubungan mereka.

Prinsip V : Metakomunikasi mempengaruhi makna
Metakomunikasi merupakan komunikasi mengenai komunikasi. Misalnya, selama percakapan, kita memperhatikan bahwa tubuh lawan bicara kita tampak tegang dan suaranya cukup tajam. kita mungkin berkata, "Kamu kelihatannya benar-benar stres." Pernyataan tersebut adalah metakomunikasi karena hal tersebut mengkomunikasikan tentang komunikasi nonverbal lawan bicara kita. Metakomunikasi yang efektif juga membantu hubungan yang sudah dekat untuk mengungkapkan perasaan mereka dalam berinteraksi.

Prinsip VI : Komunikasi Interpersonal membangun dan mempertahankan hubungan
Komunikasi interpersonal adalah cara utama kita membangun, memperbaiki, dan mengubah hubungan. Dalam membangun hubungan, biasanya kedua belah pihak akan menginformasikan mengenai harapan dan pemahaman mengenai interaksi tersebut. Topik dan gaya komunikasi dalam hubungan tersebut akan menyesuaikan dengan hubungan yang dibangun. Komunikasi interpersonal dalam prinsip ini  juga merupakan sarana utama yang digunakan individu untuk membangun masa depan individu itu sendiri dan hubungannya terhadap orang lain. Untuk hubungan karib, berbicara tentang visi masa depan bersama adalah salah satu cara paling kuat yang menghubungkan orang.

Prinsip VII : Komunikasi Interpersonal bukanlah Panacea
Panacea sendiri diartikan sebagai obat mujarab. Dalam prinsip ini  diartikan bahwa komunikasi tidak dapat sepenuhnya menyelesaikan seluruh masalah yang terjadi. Perlu disadari bahwa komunikasi yang baik hanya dapat meningkatkan pemahaman dan membantu proses pemecahan masalah. Dibutuhkan tindakan yang nyata dalam pemecahan masalah tersebut.

Prinsip VIII : Efektivitas Komunikasi Interpersonal dapat dipelajari
Komunikasi yang efektif bukanlah terlahir dan menjadi talenta alami yang dimiliki oleh beberapa orang. Harus disadari bahwa komunikasi yang efektif dapat dipelajari dan dimengerti dengan cara mempelajari bagaimana komunikasi interpersonal dapat bekerja dengan baik. Ketika efektifitas komunikasi sudah dipelajari dan dimengerti, hal ini akan meningkatkan efektivitas tiap individu dalam membangun hubungan.

Strategi Komunikasi Interpersonal

Sebagian besar waktu juga manusia digunakan untuk berkomunikasi. Meskipun demikian, ketika manusia dilahirkan ia tidak dengan sendirinya dibekali dengan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif. Komunikasi dianggap efektif paling tidak harus menghasilkan 5 hal yaitu pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan. Menyampaikan informasi dan menghasilkan pengertian.

Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi pesan seperti yang dimaksud oleh pemberi atau sumber pesan. Menghasilkan kesenangan. Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan informasi dan membentuk pengertian. Ketika mengucapkan selamat pagi, apa kabar, kita tidak bermaksud mencari kesenangan atau informasi. Komunikai ini dimaksudkan untuk meninbulkan kesenangan, komunikasi inilah yang membuat hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.

Komunikasi ini yang kita sebut komunikasi persuasif. Misalnya khotib membangkitkan sikap beragama dan mendorong jamaah beribadah lebih baik. Komunikasi yang menimbulkan pengertian memang sukar, jauh lebih sukar lagi komunikasi persuasif yang menghasilkan tindakan nyata atau yang mendorong orang untuk bertindak. Namun demikian, keberhasilan komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dihasilkan. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil terlebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik.

Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal  barangkali yang paling penting, banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan yang baik diantara komunikan.

Interpersonal artinya ada pertukaran komunikasi antara satu orang dengan yang lainnya. Bisa verbal dan non verbal juga, verbal misalnya saya berbicara dengan kamu. Kalau non verbal misalnya saya menutup pintu karena orang di tim kita sudah mengerti artinya saya tidak ingin mendengar ribut jika sedang ada kerjaan yang butuh konsentrasi.

Kesimpulan, komunikasi interpersonal adalah sebuah komunikasi pribadi yang terjadi antara 2 orang, yang memiliki tingkat kedalaman hubungan yang lebih dibandingkan dengan komunikasi yang lain. Oleh sebab itu komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang sangat cocok untuk melakukan personal approaching terhadap orang lain untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan berarti mengenai orang tersebut.

Daftar Pustaka Komunikasi Interpersonal

  • Aw, Suranto. "Komunikasi interpersonal." (2011).
  • Budiamin, A., 2011. Peran bimbingan dan konseling terhadap komunikasi interpersonal siswa di sekolah.
  • DeVito, J.A. and DeVito, J., 2007. The interpersonal communication book.
  • Karel, R.S., 2014. Komunikasi Antar Pribadi Pada Pasangan Suami Istri Beda Negara (Studi Pada Beberapa Keluarga Di Kota Manado). ACTA DIURNA KOMUNIKASI, 3(4).
  • Lianasari, D. and Purwanto, E., 2016. Model Bimbingan Kelompok dengan Teknik Brainstorming untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling, 5(1), pp.1-7.
  • Mulyana, D., 2000. Komunikasi Interpersonal, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
  • Wood, J.T., 2013. Komunikasi interpersonal interaksi keseharian. Jakarta: Salemba Humanika.

Post a Comment

0 Comments