Startup : Definisi Menurut Ahli, Risiko, Tantangan, Kriteria, Pendanaan, Nilai Valuasi, Daftar Pustaka

Startup Definisi Menurut Ahli, Risiko, Tantangan, Kriteria, Pendanaan, Nilai Valuasi, Daftar Pustaka

Perkembangan teknologi dewasa ini menyebabkan arus informasi berpindah secara cepat dalam hitungan detik tanpa mengenal batasan wilayah. Begitu halnya dengan perkembangan perusahaan industri digital seperti Google dan Facebook yang mendunia dan akhirnya menginspirasi lahirnya perusahaan-perusahaan startup di Indonesia. Startup menurut Eric Ries (2012) merupakan institusi manusia yang diciptakan untuk membuat produk atau layanan baru dan inovatif dalam sebuah kondisi ketidakpastian yang tinggi. Maksud dari kondisi ketidakpastian yang tinggi adalah startup dapat mengalami keberhasilan atau kegagalan yang sangat drastis. Hal inilah yang membedakan startup dengan perusahaan bisnis pada umumnya.

Definisi Startup Menurut Ahli

Menurut ahli (Kim, Kim, & Jeon, 2018) startup biasanya didefinisikan sebagai bisnis baru yang diprakarsai oleh pengusaha dengan menggabungkan bisnis ide dan sumber daya. mendefinisikan startup sebagai organisasi sementara yang dirancang untuk mencari model bisnis yang dapat diulang dan skalabel”. startup adalah organisasi yang telah diluncurkan untuk menciptakan produk atau layanan baru dalam ketidakpastian ekstrim. jika mereka menciptakan produk atau layanan baru dalam ketidakpastian yang ekstrim, maka semua dari mereka, seperti unit bisnis baru dari pemerintah, perusahaan besar, organisasi nirlaba, dan usaha bisnis, dapat jatuh di bawah kategori startup.

Menurut ahli David McClure (dalam buku Konsep Pengembangan Kewirausahaan Di Indonesia, 2017), startup adalah perusahaan yang mampu menemukan bagaimana cara menjual produk/jasanya, memproduksinya serta menentukan target konsumennya. Masih berada pada tahap pengembangan untuk menjadikan perusahaan besar dengan bisnis yang baru saja dirintis dan menempati posisi yang sangat tidak pasti (Estiyanti dan Rusmadewi, 2016).

Startup biasanya dikatakan perusahaan baru didirikan oleh seseorang individu/kelompok. Menurut  Mintarja ( 2010: 203-206), berkembangnya suatu bisnis meliputi 3 unsur yaitu penemuan (founder) pembuatan (engineer) dan pengorganisasian (organizer). Mampu melihat dan merealisasikan antara lain peluang bisnis, investor, innovator, ide yang menjadi sebuah produk, pasar, cara, dan memiliki strategi yang besar. Orang-orang yang berada di belakang pada bisnis startup akan dipastikan oleh investor terkait dengan pencapaian pendidikan dan karir yang dimiliki. Cukup berkompeten atau tidak dalam mengembangkan produk tersebut. Terlebih lagi apabila memiliki latar belakang kewirausahaan. Apabila produk startup memiliki pesaing maka investor akan memeriksa seberapa besar keuntungan kompetitif yang bisa didapatkan (Anis, 2015 : 173).

Sedangkan menurut Andrew Romans (2013) startup adalah membangun sebuah bisnis yang nyata dari sebuah rancangan bisnis. Menurut Mosal (2012), startup adalah perusahaan rintisan baru, yang umumnya masih membutuhkan banyak proses R&D (Research and Development) untuk mencari target pasar dan target konsumennya.

Menurut Paul Graham (2012), startup is a company designed to grow fast. Sedangkan menurut Eric Ries (2012), Startup adalah sebuah institusi yang diciptakan untuk membuat produk atau layanan baru dan inovatif dalam sebuah kondisi ketidakpastian yang tinggi. Setiap orang yang membuat produk atau layanan baru dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi adalah seorang entrepreneur, terlepas dari apakah dia bekerja sendiri, bekerja untuk perusahaan for profit maupun organisasi non-profit

Risiko yang dihadapi oleh startup

Salah satu hal yang tidak dapat dilepaskan oleh startup adalah risiko. Hal ini disebabkan oleh inovasi yang ingin dilahirkan oleh startup, yang tidak pernah dibuat sebelumnya. Ketiadaan pengalaman yang dapat digunakan sebagai acuan tersebut akan menimbulkan risiko selama operasional startup, mulai dari penciptaan ide hingga ketika pengguna telah membeli/menggunakan produk startup tersebut.

Dalam sebuah artikelnya, Milstein (2014) mengemukakan beberapa risiko yang akan dihadapi oleh startup, yakni:
1. Risiko teknikal/risiko produk
  • Risiko ini terkait dengan alasan teknis, seperti apakah ide yang telah dipikirkan sebelumnya dapat dibuat dengan memanfaatkan teknologi yang sudah ada.
2. Risiko customer/risiko pasar
  • Risiko ini terkait dengan keberadaan calon pembeli, apakah setelah produk berhasil dibuat, pembeli bersedia membayar untuk menggunakan produk tersebut. 
3. Risiko model bisnis
  • Risiko ini terkait dengan cara startup memperoleh pendapatan, apakah pengguna setuju dengan model bisnis yang diterapkan oleh startup. Tidak semua model bisnis dapat diterapkan dengan lancar pada masa awal operasional startup. Contoh nyatanya adalah Google, yang lahir dengan konsep awal mesin pencari artikel dan website di Internet. Google membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum akhirnya menemukan model bisnis unggulannya, yaitu iklan berbasis pencarian. 

Tantangan yang dihadapi oleh Startup

Berdasarkan hasil penelitian Calopa et al. (2014) terhadap tantangan yang dihadapai pada Croation Startup yaitu:
  1. Produk harus bisa survive mulai dari menciptakan suatu kebutuhan dan pasar yang mengalami kerugian.
  2. Dapat mengsinkronkan semua aktivitas secara rasional untuk bisa fokus khususnya masih pada tahap pengembangan (back-end + front-end + user validation).
  3. Masih belum menghasilkan laba maupun pengguna yang potensial dari suatu produk sehingga sulit mencari investor. Diharuskan fokus pada kebutuhan pengguna bukan pada investor.
  4. Memasarkan produk kepada masyarakat umum, mengetahui pangsa pasar, mampu mengajak calon pengguna melalui produk uji coba, mendapatkan mentor yang sesuai dengan kebutuhan, membuat rencana bisnis yang baik.
  5. Mengetahui bisnis startup anda bukan satu-satunya solusi yang ditawarkan di dunia perlunya pembelajaran dan pemahaman adalah tantangan terbesar. 

Beberapa tantangan yang dihadapi oleh startup Indonesia (Saputra,2015) yaitu:
a. Regulasi dan proteksi dari pemerintah
  • Pemerintah masih belum siap sepenuhnya mengatur regulasi industri kreatif berbasis internet dikarenakan tergolong masih baru memasuki Indonesia. Termasuk proteksi terhadap masuknya startup asing yang sudah masuk ke pasar Indonesia serta startup asing tersebut memiliki banyak dukungan mulai dari investor dan pengalaman sehingga mereka bisa bebas beroperasi di pasar Indonesia. 
b. Karakteristik pasar Indonesia terhadap produk digital
  • Pandangan konsumen terhadap produk kreatif digital masih sangat kurang paham. Mereka belum terkesan dengan produk yang tidak memiliki wujud fisik yang sebagaimana pembuatannya membutuhkan biaya cukup besar. 
c. Akses kepada pasar
  • Bersaing dengan perusahaan besar dan mapan membuat startup lokal sulit memiliki akses menuju pasar. Keberlangsungan hidup startup sangat bergantung  dalam akses kepada pasar. Jika produk startup tersebut tidak dapat menjangkau pasar walaupun dengan produk dan layanan yang sangat baik maka tidak akan mendapatkan pendapatan untuk menjadikan perusahaan yang berkelanjutan. 
d. Funding
  • Startup pasti membutuhkan dana untuk melakukan kegiatan operasionalnya. Bank maupun lembaga kredit lainnya tidak akan memberikan pinjamanan dikarenakan khusus pada startup digital tidak memiliki aset tangible. Mencari investor atau bergabung ke inkubator bisnis yang dapat memberikan funding selain startup menggunakan biaya sendiri. Sehingga pengembangan ide dan bisnisnya dapat difokuskan oleh founder. 
e. Pemahaman bisnis secara umum
  • Kebanyakan para founder lebih menekankan pada sisi inovasi dibandingkan sisi bisnisnya sehingga startup dapat gagal ditengah jalan pada saat mengembangkan startup-nya. Perlunya pemahaman untuk menghindari kegagalan tersebut mulai dari menentukan dan memvalidasi permasalahan customer yang tidak secara tuntas dipecahkan, mendapatkan feedback secara langsung dari customer, lalu bisa memulai membuat produk yang sesuai dengan ide yang valid sampai pada proses transaksi. 
f. Membangun tim yang satu visi
  • Mengembangkan startup bersama-sama harus memiliki tim yang satu visi dan komitmen yang kuat. Sebaik apapun ide maupun konsep tidak akan membantu membentuk startup tanpa dukungan dari tim dan personel yang bisa mengontrol dalam proses eksekusinya. Berbagai keterbatasan yang dimiliki startup terutama terkait dana, tidak semua startup mampu menawarkan gaji yang tinggi walaupun mereka juga sangat membutuhkan sumber daya yang berkualitas untuk bisa membuat produk yang dapat bersaing di pasar. Oleh sebab itu, founder harus bisa meyakinkan timnya untuk bisa bekerjasama dalam mengembangkan startup. 
g. Kurang fokusnya pada pengembangan startup
  • Meraih pendapatan pada masa awal berdirinya startup memang sangat sulit dimana tidak dapat menyangkal bahwa tim akan memiliki beban secara finansial. Mayoritas startup lokal membuat produk bermula dari apa yang ia sukai untuk melengkapi idealisme dari seorang founder. Ketidakfokusan founder dalam mengembangkan produk biasanya dikarenakan startup tersebut bukan sebagai pekerjaan utama. 

Kriteria Keberhasilan Startup Digital

Menurut Dessyana dan Riyanti (2017), terdapat kesulitan dalam mendirikan dan mengembangkan usaha startup digital. Faktor keberhasilan startup digital setelah melakukan kegiatan operasional untuk mencapai kemajuan dari startup tersebut yaitu :
  1. Aspek keuangan dengan menunjukkan presentase peningkatan atau penurunan,
  2. Aspek konsumen dengan menunjukkan presentase peningkatan atau penurunan jumlah pelanggan yang menggunakan produk startup,
  3. Aspek bisnis proses dengan menunjukkan rata-rata ulasan terkait produk dan bisnis model startup tersebut, 
  4. Aspek organisasi pembelajaran dengan menunjukkan tingkat penilaian produk startup. 

Terminologi Pendanaan dan Valuasi Startup

Dalam startup, terdapat beberapa istilah dan terminology pendanaan serta valuasi yang dijelaskan oleh Stephen R. (2014) sebagai berikut:
1. Pre-money Valuation
  • Menurut Stephen (2014), premoney valuation adalah nilai valuasi perusahaan sebelum terjadinya investasi. Pre-money valuation merupakan kunci negosiasi diantara founder dan investor.
2. Post-money Valuation
  • Berbeda dengan pre-money valuation, post-money valuation merupakan nilai perusahaan startup setelah investor memberikan dana. Rumus postmoney valuation menurut Stephen (2014) adalah Pre-money valuation + Jumlah dana yang diinvestasikan investor.
3. Dilution
  • Dilusi merupakan kondisi ketika persentase kepemilikan saham berkurang setelah saham baru dikeluarkan. 
4. Raise or Round (Investment Round)
  • Proses dan hasil dari mendapatkan pendanaan dalam dunia startup disebut round atau raise. Raise atau round ini merupakan sebuah tahapan dalam masing-masing pendanaan.

a. Price Round
  • Proses terjadinya persetujuan diantara startup dan investor mengenai nilai valuasi perusahaan sehingga harga saham per lembar dapat ditentukan.
b. Down Round.
  • Proses down round adalah posisi dimana founder menerima investasi dari investor dengan nilai valuasi yang lebih kecil dari nilai valuasi sebelumnya.
c. Seed Round
  • Tahap ini biasanya merupakan tahap awal berdirinya startup. Investasi dapat berasal darimana saja. Biasanya pendanaan berasal dari startup sendiri (bootstrap), angel investor, dan lain sebagainya.
d. Series A, Series B, etc
  • Tahap pendanaan dari investor selanjutnya disebut tahap series A, series B, dan seterusnya. Pada umumnya, tahap pendanaan pada series ini diberikan oleh Venture Capital.

Faktor-Faktor Penentu Nilai Valuasi Startup

Menurut Stephen (2014) beberapa faktor penentu nilai valuasi sebuah startup antara lain:
1. Founder dan Tim Startup
  • Tentu berbeda nilainya apabila seorang founder dan beberapa tim yang sudah biasa berkecimpung di dunia digital business dengan yang baru saja ingin bergabung.
2. Pangsa Pasar
  • Pangsa pasar sebuah startup bisa saja dalam sekali momentum (booming) pada waktunya dan menghasilkan penghasilan yang besar, ataupun berkelanjutan namun stagnan tergantung dari pasar yang dituju.
3. Revenue
  • Seberapa besar penghasilan yang dapat dihasilkan dari startup dan apakah penghasilan tersebut masuk akal jika dibandingkan dengan besarnya pangsa pasar juga menjadi salah satu faktor penilaian valuasi perusahaan.
4. Produk
  • Pada poin ini, produk yang ditawarkan oleh startup akan dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. Apakah produk yang ditawarkan startup merupakan produk yang harus dimiliki customer karena berdampak langsung pada customer ataukah hanya produk pilihan yang baik apabila dimiliki customer.
5. Hak Kekayaan Intelektual
  • Startup memiliki hak kekayaan intelektual yang lebih kuat sebelum perusahaan startup kompetitor lainnya yang  mengakui ide, merk maupun logo startup yang dimiliki.
6. Customer Traction
  • Customer Traction adalah reputasi produk startup bagi customer. Sebagai contoh, startup Instagram tidak memiliki revenue bertahun-tahun, namun mereka memiliki traction yang baik. Hampir disetiap smartphone terinstall aplikasi berbagi gambar ini.
7. Stage of the Startup
  • Posisi pendanaan startup menjadi faktor valuasi startup itu sendiri. Misalnya sebuah startup yang sudah berada di posisi series B tentunya memiliki nilai valuasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang masih berada di posisi seed.
8. Kompetisi
  • Sebuah startup yang memiliki jenis usaha yang banyak dijumpai seperti contohnya e-commerce tentu harus memiliki nilai lebih dari perusahaan kompetitor sejenis. Investasi Tambahan Faktor investasi tambahan disini memiliki arti apakah suatu startup memerlukan investasi pendanaan tambahan untuk mencapai tujuan perusahaan mereka, yang dalam hal ini berarti tingkat dekatnya startup dengan tujuan utama.
9. Potensi Exit
  • Potensi exit juga merupakan faktor penentu valuasi perusahaan startup. Ada sebagian startup yang menginginkan exit sebagai tujuan akhir startup mereka. Exit dalam startup dapat memiliki dua arti, yakti exit baik dan exit buruk. Exit dikatakan baik apabila startup tersebut berhasil mencapai IPO (penawaran ke pasar saham) atau M&A (Merge & Acquisition) atau diakuisisi oleh perusahaan yang lebih besar. Sedangkan exit yang buruk adalah cara lain untuk mengatakan apabila sebuah startup gagal atau tutup karena sejumlah alasan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa startup adalah sebuah perusahaan yang dibangun berdasarkan proses perencanaan (R&D) dan penelitian, demi mencari target pasar atau menjangkau konsumen untuk memperoleh keuntungan.

Daftar Pustaka Startup

  • Estiyanti, N.M. and Rusmadewi, P.D., 2018. ANALISA NILAI VALUASI PERUSAHAAN STARTUP BERDASARKAN FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN (STUDI KASUS PERUSAHAAN STARTUP XYZ). Sekolah Tinggi Ilmu (STIE) Ekonomi Triatma Mulya, 22(2), pp.142-154.
  • Graham, P., 2012. Startup equals growth. Graham's Essays on entrepreneurship.
  • Kim, B., Kim, H. and Jeon, Y., 2018. Critical success factors of a design startup business. Sustainability, 10(9), p.2981.
  • Milstein, S. Lean Startup 101: The Essential Ideas. 
  • Ries, E., 2011. The lean startup: How today's entrepreneurs use continuous innovation to create radically successful businesses. Currency.
  • Romans, A., 2013. The entrepreneurial bible to venture capital: Inside secrets from the leaders in the startup game. McGraw Hill Professional.
  • Saputra, A., 2015. Peran Inkubator Bisnis dalam Mengembangkan Digital Startup Lokal di Indonesia. CALYPTRA, 4(1), pp.1-24.
  • Stephen R. Poland, 2014. Foundeer’s Pocket Guide: Startup Valuation 1x1 Media

Post a Comment

0 Comments